Sabtu, 13 November 2010

bronchitis dll

Wednesday, December 31, 2008

BRONCHITIS - DIAGNOSIS

Diagnosis pasti bronchitis dapat ditegakan apabila telah ditemukan adanya dilatasi dan nekrosis dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan bronkografi dan melihat bronkogram yang didapat.
Bronkografi tidak selalu dapat dikerjakan pada tiap pasien bronchitis, karena terikat adanya indikasi, kontraindikasi, syarat-syarat kaan elakukannya. Oleh karena pasien bronchitis umumnya memberikan gambaran klinis yang dapat dkenal, penegakan diagnosis bronchitis dapat ditempuh melewati proses diagnostik yang lazim dikerjakan dibidang kedokteran, meliputi:
· Anamnesis
· Pemeriksaan fisis
· Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS BANDING
· Beberapa penyakit yang perlu diingat atau dipertimbangkan kalau kita berhadapan dengan pasien bronchitis :
· Bronchitis kronis ( ingatlah definisi klinis bronchitis kronis )
· Tuberculosis paru ( penyakit ini dapat disertai kelainan anatomis paru berupa bronchitis )
· Abses paru ( terutama bila telah ada hubungan dengan bronkus besar )
· Penyakit paru penyebab hemaptomisis misalnya karsinoma paru, adenoma paru )
· Fistula bronkopleural dengan empisema
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :
· Bronchitis kronik
· Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik.
· Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
· Efusi pleura atau empisema
· Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
· Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan beah gawat darurat.
· Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
· Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
· Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat da luas
Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea.

Tuesday, December 30, 2008

BRONCHITIS - GAMBARAN KLINIS

Gejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronchitis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya, dan ada tidaknya komplikasi lanjut. Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum, adanya haemaptoe dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan.
Bronchitis yang mengenai bronkus pada lobis atas sering dan memberikan gejala :
KELUHAN-KELUHAN
Batuk
Batuk pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian
· Lapisan teratas agak keruh
· Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva ( ludah )
· Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak ( celluler debris ).
Haemaptoe
Hemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah ( pecah ) dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai dari yang paling ringan ( streaks of blood ) sampai perdarahan yang cukup banyak ( massif ) yaitu apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri broncialis ( daerah berasal dari peredaran darah sistemik )
Pada dry bronchitis ( bronchitis kering ), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk., pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis ( sekunder ) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe.
Sesak nafas ( dispnue )
Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus ) ditemukan keluhan sesak nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang ( ISPA ), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya obstruksi bronkus. Wheezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya.
Demam berulang
Bronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam ( demam berulang )
KELAINAN FISIS
Tanda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh, manifestasi klinis komplikasi bronchitis. Pada kasus yang berat dan lebih lanjut dapat ditemukan tanda-tanda korpulmonal kronik maupun payah jantung kanan. Ditemukan ronchi basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena dan keadaannya menetap dari waku kewaktu atau ronci basah ini hilang sesudah pasien mengalami drainase postural atau timbul lagi diwaktu yang lain. Apabila bagian paru yang diserang amat luas serta kerusakannya hebat, dapat menimbulkan kelainan berikut : terjadi retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta dapat terjadi penggeseran medistenum kedaerah paru yang terkena. Bila terjadi komplikasi pneumonia akan ditemukan kelainan fisis sesuai dengan pneumonia. Wheezing sering ditemukan apa bila terjadi obstruksi bronkus.
Sindrom kartagenr. Sindrom ini terdiri atas gejala-gejala berikut :
· Bronchitis congenital, sering disertai dengan silia bronkus imotil
· Situs inversus pembalikan letak organ-organ dalam dalam hal ini terjadi dekstrokardia, left sided gall bladder, left-sided liver, right-sided spleen.
· Sinusitis paranasal atau tidak terdapatnya sinus frontalis. Semua elemen gejala sindrom kartagener ini adalah keleinan congenital. Bagaimana asosiasi tentang keberadaanya yang demikian ini belum diketahui dengan jelas.
Bronchitis. Kelainan ini merupakan klasifikasi kelenjar limfe yang biasanya merupakan gejala sisa komleks primer tuberculosis paru primer. Kelainan ini bukan merupakan tanda klinis bronchitis, kelainan ini sering menimbulkan erosi bronkus didekatnya dan dapat masuk kedalam bronkus menimbulkan sumbatan dan infeksi, selanjutnya terjadilah bronchitis. Erosi dinding bronkus oleh bronkolit tadi dapat mengenai pembuluh darah dan dapat merupakan penyebab timbulnya hemaptoe hebat.
KELAINAN LABORATORIUM.
Pada keadaan lanjut dan mulai sudah ada insufisiensi paru dapat ditemukan polisitemia sekunder. Bila penyakitnya ringan gambaran darahnya normal. Seing ditemukan anemia, yang menunjukan adanya infeksi kronik, atau ditemukan leukositosis yang menunjukan adanya infeksi supuratif.
Urin umumnya normal kecuali bila sudah ada komplikasi amiloidosis akan ditemukan proteiuria. Pemeriksaan kultur sputum dan uji sensivitas terhadap antibiotic, perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya infeksi sekunder.
KELAINAN RADIOLOGISTGambaran foto dada ( plain film ) yang khas menunjukan adanya kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon pada daerah yang terkena, ditemukan juga bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau kolaps. Gambaran bronchitis akan jelas pada bronkogram.
KELAINAN FAAL PARUPada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas vital ( KV ) dan kecepatan aliran udara ekspirasi satu detik pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi penurunan, karena terjadinya obstruksi airan udara pernafasan. Dapat terjadi perubahan gas darah berupa penurunan PaO2 ini menunjukan abnormalitas regional ( maupun difus ) distribusi ventilasi, yang berpengaruh pada perfusi paru.
TINGKATAN BERATNYA PENYAKIT

1. Bronchitis ringan
Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.
2. Bronchitis sedang
Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saa, sputum timbul setiap saat, ( umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat ), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gmbaran foto dada masih terlihat normal.
3. Bronchitis berat
Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adany dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumny pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.

Monday, December 29, 2008

BRONCHITIS - PATOGENESIS

Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Pada bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme : factor obstruksi bronkus, factor infeksi pada bronkus atau paru-paru, fibrosis paru, dan factor intrinsik dalam bronkus atau paru.
Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar :
1. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul bronchitis.
2. Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian distal obstruksi dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus.
Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik. Keluhan-keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhan-keluhan yang timbul erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasi bronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhan-keluhan yang timbul umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal : adanya kerusakan dinding bronkus, akibat komplikasi, adanya kerusakan fungsi bronkus.
Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronchitis, data dijelaskan sebagai berikut ;
INFEKSI PERTAMA ( PRIMER )
Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital. Masih menjadi pertanyaan apakah infeksi yang mendahului terjadinya bronchitis tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi yang mendahului bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme penyebab pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronchitis, sedangkan infeksi virus tidak dapat ( misalnya adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan sebagainnya ).
INFEKSI SEKUNDER
Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi, apabila sputum pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti, anaerobic streptococci. Kuman yang erring ditemukan dan menginfeksi bronkus misalnya : streptococcus pneumonie, haemophilus influenza, klebsiella ozaena.

Sunday, December 28, 2008

BRONCHITIS - PERUBAHAN PATOLOGIS ANATOMIK

Terdapat berbagai macam variasi bronchitis, baik engenai jumlah atau luasnya bronkus yang terkena maupun beratnya penyakit :
TEMPAT PREDISPOSISI BRONCHITIS
Bagian paru yang sering terkena dan merupakan predisposisi bronchitis adalah lobus tengah paru kanan, bagian lingua paru kiri lobus atas, segmen basal pada lobus bawah kedua paru.
BRONKUS YANG TERKENA
Bronkus yang terkena umumnya yang berukuran sedang, bronkus yang terkena dapat hanya satu segmen paru saja maupun difus mengenai bronki kedua paru.
PERUBAHAN MORFOLOGIS BRONKUS YANG TERKENA
Dinding bronkus
Dinding bronkus yang terkena dapat mengalami perubahan berupa proses inflamasi yang sifatnya destruktif dan irreversibel. Jaringan bronkus yang mengalami kerusakan selain otot-otot polos bronkus juga elemen-elemen elastis.
Mukosa bronkus
Mukosa bronkus permukaannya menjadi abnormal, silia pada sel epitel menghilang, terjadi perubahan metaplasia skuamosa,. Apabila terjadi eksaserbasi infeksi akut, pada mukosa akan terjadi pengelupasan, ulserasi.
Jaringan paru peribronchiale
Pada keadaan yang hebat, jaringan paru distal akan diganti jaringan fibrotik dengan kista-kista berisi nanah.
VARIASI KELAINAN ANATOMIS BRONCHIALIS
Telah dikenal 3 variasi bentuk kelainan anatomis bronchitis, yaitu :
Bentuk tabung
Bentuk ini sering ditemukan pada bronchitis yang menyertai bronchitis kronik.
Bentuk kantong
Ditandai dengan adanya dilatasi dan penyempitan bronkus yang bersifat irregular. Bentuk ini berbentuk kista.
Bentuk antara bentuk tabung dan kantong
PSEUDOBRONCHITIS
Pada bentuk ini terdapat pelebaran bronkus yang bersifat sementara dan bentuknya silindris. Bentuk ini merupakan komplikasi dari pneumonia.

Saturday, December 27, 2008

BRONCHITIS - ETIOLOGI

Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital maupun didapat.
Kelainan congenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting. Bronchitis yang timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
· Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
· Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya, misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary fibrosis ), sindrom kartagener ( bronkiektasis konginetal,sinusitis paranasal dan situs inversus ), hipo atau agamaglobalinemia, bronkiektasis pada anak kembar satu telur ( anak yang satu dengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita bronkiektasis ), bronkiektasis sering bersamaan dengan kelainan congenital berikut : tidak adanya tulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaan, kifoskoliasis konginetal.
Kelainan didapat
Kelaianan didapat merupakan akibat proses berikut :
· Infeksi
Bronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama, pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya.
· Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab : korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap bronkus

Friday, December 26, 2008

BRONCHITIS

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.

Bronchitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ).

Dinegara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan ketidak mampuan pasien untuk bekerja. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan pengobatan memakai antibiotik.

Di Indonesia belum ada laporan tentang anka-angka yang pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital.

Sunday, December 14, 2008

Kanker Paru - Paru > Termasuk Kategori Kanker Ganas



Kanker paru adalah suatu kanker ganas dari sistem pernafasan bagian bawah yang bersifat epiteleal yang berasal dari selaput lendir percabangan bronkus.
Penyebab:
1. Kecanduan tembakau.
2.
Kebiasaan merokok. 80% penderita kanker paru adalah perokok.
3.
Pajanan zat karsinogen, seperti asbestos ( sering menimbulkan mesotelioma, radiasi, arsen, kromium, nikel, hidrokarbon polisiklik, polusi udara di daerah urban lebih banyak dibandingkan dengan daerah rural, mutasi gen)

Tanda & Gejala :
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti sudah dalam stadium lanjut.
Tanda-Gejala yang ering muncul antara lain : infeksi pernafasan, batuk kronis, batuk produktif pada malam hari, hemoptisis, nyeri dada, mengi satu sisi, sesak napas, radang paru yang tidak sembuh dalam pengobatan 2 minggu, nyeri bahu dan lengan atas, sindrom vena kava superior, penurunan berat badan, kelainan diluar paru(hiperkalsemia, dermatomiositis, anemia).


Pemeriksaan Diagnostik :
1. Rontgen dada
2.
CT Scan dan MRI
3.
Pemeriksaan Sitologi
4.
Biopsi melalui bronkoskopi biopsi transtorakal, torakoskopi, mediastinokopi.

Pengobatan :
1. Pembedahan
2.
Radiasi
3.
Kemoterapi

Saturday, December 13, 2008

Kanker Tenggorokan > Dapat diObati Dengan Teknologi Laser

Sebuah tim dari Universitas Harvard, Inggris, melakukan sebuah penelitian untuk mengobati penyakit kanker tenggorokan yang terdeteksi dini. Mereka menemukan sebuah metode pengobatan yang diklaim lebih cepat dengan menggunakan energi panas sinar laser untuk membunuh sel kanker dan jaringan yang ada di sekitarnya.
Penelitian ini diujikan kepada 28 orang pasien di Rumah Sakit Umum Massachussets, Boston.
Dr Steven M Zeitels, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa terapi yang hanya memanfaatkan panas dari sinar laser ini tidak membutuhkan perawatan lain dan tanpa operasi. Ia juga menambahkan bahwa para pasien yang diobati dengan metode ini hanya membutuhkan waktu tindak lanjut rata-rata selama 27 bulan dan paling lama lima tahun tanpa perawatan tambahan.
Setelah menyaksikan presentasi Dr Zeitels, Dr Gregory A Grilone, seorang ahli penyakit tenggorokan dari Universitas Boston, berkomentar bahwa temuan ini adalah sebuah terobosan baru dalam pengobatan penyakit kanker. Namun demikian, baik Dr Zeitels dan Dr Grilone sepakat bahwa menjadikan metode ini sebagai sebuah standar terapi kanker masih dibutuhkan penelitian terhadap jumlah pasien dan rumah sakit yang lebih banyak.

Friday, December 12, 2008

Kanker Tenggorokan > Dapat Disembuhkan Dengan Mengkonsumsi Pil/ Tablet

Saat ini pasien kanker tenggorokan kebanyakan memilih untuk melakukan chemotherapi padahal pengobatan tesebut bisa menimbulkan efek samping yang lebih besar daripada meminum pil.
Sebuah studi menunjukkan bahwa Iressa yang cukup mahal bisa mengobati pasien kanker tenggorokan lebih cepat daripada chemotherapi.
"Obat ini bisa mengobati dengan cepat dan lebih efektif," ujar Kepala Cancer Group dari Imperial College London Michael Seckl.
Pasien kanker tenggorokan kebanyakan meninggal tidak berapa lama setelah divonis. Kanker tenggorokan membunuh 1,4 juta orang tiap tahun.
Iressa dibuat oleh perusahaan AstraZeneca PLC. Obat ini mampu menekan laju pertumbuhan sel-sel kanker yang hidup di tenggorokan dan membunuh sel tersebut pada akhirnya.
Akan tetapi Iressa sangat mahal karena dibanderol ribuan dolar AS untuk konsumsi tiap bulan.
Iressa dijual di Amerika Serikat tapi tidak mendapatkan lisensi di Eropa.
Studi dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari 1.433 orang pasien kanker tenggorokam di 24 negara dan sudah menjalani chemotherapy.
Hasilnya dari satu tahun penelitian 32% persen pasien yang meminum Iressa masih bisa bertahan hidup sampai setahun sedangkan yang menjalankan chemotherapy rata-rata meninggal setelah delapan bulan berikutnya

Thursday, December 11, 2008

Kanker Tenggorokan > Deteksi Kanker Dengan Menggunakan Pil Berisi Kamera

Mendeteksi kelainan atau gangguan dalam tubuh seperti kanker kini tak perlu repot lagi. Di masa mendatang, Anda hanya cukup menelan sebuah pil khusus berisi kamera yang dapat mengeksplorasi tubuh Anda.

Para ahli di Amerika Serikat baru-baru ini telah berhasil mengembangkan sebuah kamera kecil sebesar pil yang dapat ditelan. Kamera ini digunakan untuk mengambil gambar berkualitas tinggi dan berwarna dalam ruangan tertutup seperti bagian dalam tubuh.

Alat canggih ini telah mulai digunakan untuk mendeteksi gejala-gejala awal kanker esofagus, sejenis kanker yang kini tengah berjangkit di AS.

Kamera yang bakal dipublikasikan dalam jurnal IEEE Transactions on Biomedical Engineering ini telah didesain secara khusus sehingga menempatkan endoskop kecil menjadi sangat nyaman buat pasien.

Selain itu, alat ini pun membuat biaya pemeriksaan menjadi lebih murah ketimbang teknologi yang ada sekarang.

"Teknologi kami benar-benar berbeda dengan yang sudah ada sekarang ini. Alat ini dapat menjadi pijakan untuk endoskopi masa depan," ungkap Eric Seibel, penulis penelitian dari Universitas Washington (UW).

Dalam 30 tahun terakhir, jumlah pasien yang didiagnosa menderita kanker esofagus telah meningkat hingga tiga kali lipat di AS. Esofagus merupakan bagian dari alat pencernaan berupa saluran yang membawa makanan dari kerongkongan ke perut.

Kanker esfagus kerap terjadi setelah pasien mengalami kondisi yang disebut Barrett's esophagus, atau perubahan akibat penipisan dinding esofagus.
Pasien yang mengalami Barrett's esophagus harus segera disembuhkan untuk mencegah terjadinya kanker esofagus yang mematikan. Namun karena pemeriksaan internal masih terbilang mahal, banyak pasien yang tidak mengetahui jika mereka telah mengalami gangguan esofagus hingga akhirnya berubah menjadi kanker.

Padahal jika sudah mencapai tahap kanker, kemungkinan pasien untuk sembuh hanya mencapai 15 persen saja.

Dengan penemuan alat ini, pemeriksaan tentu menjadi mudah dan murah. Endoskop kecil ini seperti halnya sebuah kamera fleksibel yangd apat menjelajahi rongga tubuh langsung menuju kerongkongan,sistem pencernaan,atau pun usus.
Kebanyakan teknik endoskop sekarang hanya mengambil gambar lewat teknik lama di mana setiap bagian kamera merekam bidang gambar berbeda. Alat-alatnya juga kurang praktis dan panjang, yakni berupa kabel fleksibel dengan lebar 9 mm atau sama lebarnya dengan kuku jari tangan. Oleh karena kabel ini lebar, pasien harus menjalani sedasi selama pemeriksaan.

Endoskop canggih yang dikembangkan di UW jelas berbeda. Alat ini hanya terdiri dari sebuah serat optik untuk iluminasi (pencahayaan) dan enam serat optik lainnya untuk mengumpulkan cahaya. Semuanya ini dikemas seperti sebuah pil.

Seibel sendiri adalah relawan pertama yang terlibat dalam pengujian alat ini. Ia mengaku sangat nyaman dan serasa menelan sebuah pil biasa. Penggunaan tether atau semacam tali setipis 1,4 mm pada saat pemeriksaan juga tidak menimbulkan ketidaknyamanan.

Ketika ditelan, arus listrik mengalir melalui endoskop UW dan membuat serat optik ini berfungsi layaknya mata electronis. Pada saat yang sama serat ini berputar dan memproyeksikan cahaya laser merah, hijau dan biru. Proses pencitraan ini kemudian mengkombinasikan seluruh informasi menjadi gambar dua dimensi pada layar.

Wednesday, December 10, 2008

Kanker Tenggorokan > Cegukan yang menetap merupakan suatu tanda atau gejala adanya kanker oesophagus, hasil penelitian terbaru.

Kanker oesophagus adalah salah satu jenis penyakit yang mematikan dan kejadiannya meningkat terus setiap tahunnya di Irlandia. Oesophagus sendiri adalah saluran yang menggubungkan atau tempat penyaluran makanan dan minuman dari tenggorokan ke dalam perut/lambung.
Para ahli dari Connolly Hospital, Dublin memantau 99 penderita kanker oesophagus. Hasil yang mereka dapatkan menyebutkan bahwa 27% dari penderita kanker mengeluh mengalami cegukan yang menetap, dan umumnya pasien akan mengunjungi dokter umum untuk keluhan cegukannya tersebut.
Peneliti lainnya menyebutkan bahwa satu dari 10 penderita cegukan adalah gejala awal dari kanker oesophagus.
Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa rata-rata mereka yang didiagnosis kanker oesophagus adalah pasien usia diatas 66 tahun, dengan keluhan cegukan menetap, dishagia atau sulit menelan, berat badan menurun, lemah dan anoreksia (tidak nafsu makan).
Para ahli tersebut mengatakan bahwa dua dari tiga penderita kanker oesophagus akan mengalami cegukan yang menetap karena adanya tumor pada oesophagus bagian bawah.
Meskipun kenyataannya kejadian kanker oesophagus ini terus menerus meningkat dan merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya, namun banyak penderitanya yang mengerti gejala-gejala awal dari penyakit tersebut, mereka mengatakan.
Temuan ini dipresentasikan dalam acara Royal College of Surgeon, Irlandia baru-baru ini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar