Selasa, 24 Februari 2015

swot revitalisasi posyandu



Analisa SWOT Revitalisasi Posyandu
Posted by Mbah Yat Januari 27, 2009 1 Komentar






6 Votes

Analisa SWOT Program Revitalisasi Posyandu dan Perbaikan Gizi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Karang Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar
Mata Kuliah : Promosi Kesehatan
I. Program Revitalisasi Posyandu dan Perbaikan Gizi
A. Latar Belakang
Program Revitalisasi Posyandu dan Perbaikan Gizi dilaksanakan untuk mengfungsikan 250.000 posyandu yang terdapat di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

1. Posyandu yang masih aktif , dana reivitalisasi dapat bermanfaat untuk :
a. Transportasi kader pada saat kegiatan
b. Penyuluhan gizi dan kesehatan
c. Pemberian makanan tambahan penyuluhan (PMT Penyuluhan)
d. Kunjungan rumah
e. Pembelian alat tulis kader.
2. Posyandu yang kurang aktif atau tidak aktif akan digunakan sebagai :
a. Kegiatan pelatihan kader baru
b. Penyegaran kader
c. Tranportasi kader pada saat kegiatan
d. Penyuluhan gizi dan kesehatan
e. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan
f. Kunjungan rumah
g. Alat tulis untuk kader
B. Tujuan Program
1. Umum :
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
2. Khusus :
Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.
C. Sasaran
Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan seluruh jaringannya serta layanan rujukan medis ke Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta yang ditunjuk.
D. Sumber Dana
Dana untuk pelayanan di puskesmas dan jaringannya bersumber dari APBN-P yang dialokasikan melalui DIPA program upaya kesehatan masyarakat
Besarnya dana revitalisasi posyandu dan perbaikan gizi yang diterima puskesmas dan jaringannya adalah disesuaian dengan kebutuhan
E. Program Kegiatan Posyandu di Wilayah Pustu Karang Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.
1. Penimbangan Balita
2. Pemberian PMT
3. Deteksi dini tumbuh kembang
4. Penyuluhan
5. Pelayanan imunisasi
6. Pemeriksaan ibu hamil
7. Pemberian Fe ibu hamil
F. Pelaksana :
1. Kader posyandu
2. Kader penyuluhan dan perbaikan gizi
3. Bidan wilayah
4. Perangkat Desa
5. petugas PLKB
G. Pejabat dan tokoh terkait :
1. Camat kepala wilayah Kecamatan Ponggok
2. Kepala Desa dan staff
3. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
4. Orang Tua Balita
II. Analisis SWOT
Format Matriks SWOT
Eksternal
Internal Opportunity Treaths
Strength SO Strategies ST Stategies
Weakness WO Strategies WT Strategies
A. Strength ( Kekuatan)
1. Jaringan kerjasama antar sector sangat baik. (camat, kepala desa dan tokoh masyarakat serta dukungan orang tua balita).
2. Pelaksana dan petugas kegiatan siap melayani masyarakat kapanpun diperlukan.
3. Informasi tentang pentingnya hidup sehat, imunisasi dan pendidikan telah sampai pada masyarakat
4. Tersedianya fasilitas tempat, kendaraan dan akses jalan sudah baik.
5. Dukungan dana APBD dalam penyediaan obat dan vaksin lancar.
B. Weakness (Kelemahan)
1. Sasaran posyandu tersebar dalam beberapa pedukuhan dengan akses jalan yang sulit .
2. Faktor pendidikan dasar yang rendah sehingga tidak jarang warga masyarakat yang tidak mengerti apa pentingnya imunisasi misalnya.
3. Faktor keyakinan dan adat istiadat kuno yang masih dipegang teguh masyarakat sehingga dapat menghambat program penyuluhan . Misalnya : Banyak anak banyak rejeki.; Jika anaknya di imunisasi malah jadi sakit (panas) sehingga ibu bayi enggan ke posyandu untuk mengikuti program imunisasi.
4. Keadaan social ekonomi masyarakat dengan pendapatan rendah membuat program promosi hidup sehat terhambat.
C. Opportunity (Peluang)
1. Banyak warga dan tokoh masyarakat yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu kepentingan masyarakat.
2. Derasnya arus informasi membantu secara tidak langsung akan tertangkapnya program promosi kesehatan lewat televisi, internet dan banner.
D. Treaths (Ancaman / Gangguan)
1. Arus globalisasi juga berdampak buruk bagi masyarakat pedesaan. Dengan semakin bertambahnya pendapatan masyarakat utamanya yang mencari nafkah di luar negeri. Tidak bersedia lapor bila sedang menderita penyakit tertentu. Sehingga bayi dan anak-anak terkadang datanya tak terlacak.
2. Penghasilan rendah mebuat ibu turut mencari nafkah, akibatnya banyak anak balita yang tidak tertib dalam mengikuti posyandu.
E. SO strategies: ini merupakan situasi yang menguntungkan. Puskesmas memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented stategy). Dengan menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
F. ST strategies: dalam situasi ini pihak bidan wilayah dan puskesmas menghadapi berbagai ancaman, tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
G. WO strategies: dalam situasi ini puskesmas dasn jaringannya menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi pada situasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Dengan menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
H. WT strategies: ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, sehingga perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Dengan menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Terkait
Optimalisasi kerja Puskesmasdalam "Promosi Kesehatan"
Hari Blidan Nasionaldalam "Kisah Inspirasi"
https://2.gravatar.com/avatar/e91162e301dabecce76a394822f6e0d2?s=60&d=identicon&r=G
About Mbah Yat
yatinem ibu 4 orang anak
Diskusi
One thought on “Analisa SWOT Revitalisasi Posyandu”
  1. https://1.gravatar.com/avatar/d6ac8d2831d289d4d03d78a2a6140ad9?s=40&d=identicon&r=G
salam kenal bu yati, terinspirasi sekali saya, ibu masih aktif dan juga mengasuh blog ini.
jika berkenan, bisa kah saya mendapatkan profil puskesmas karang bendo? kebetulan sedang ada tugas kuliah.
trimakasih banyak.
Posted by ita | Desember 15, 2009, 12:04 pm
Berikan Balasan
Top of Form
Bottom of Form
Kategori
Arsip
Senarai Blog
Meta
Follow “"Puskesmas Pembantu" Karangbendo”
Top of Form
Get every new post delivered to your Inbox.
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form










analisis swot KIA



Kamis, 03 April 2014
SWOT Kesehatan Ibu dan anak, KB di Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan nasional dengan kekhususan di bidang Ilmu kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat  juga turut mengambil bagian dalam peran dan tanggung jawab dalam mempersiapkan tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas. Untuk itu dilakukan penyelenggaraan proses belajar  di kelas, di lapangan (komunitas masyarakat), maupun di puskesmas. Maka kuliah dengan kegiatana belajar lapangan ini disebut dengan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).
Dalam rangka peningkatan keterampilan, kualitas, dan profesionalisme mahasiswa maka wajib melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan yang merupakan wahana bagi mahasiswa untuk memahami berbagai permasalahan kesehatan masyarakat di lapangan, selain itu juga Pengalman Belajar Lapangan ini merupakan salah satu wujud Tri Dharma perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat, kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas dan di masyarakat.
Fungsi puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan dan pusat pengembangan peran serta masyrakat masih banyak yang belum memahaminya. Disisi lain, dalam menjalankan fungsinya, puskesmas belum dapat secara optimal mendorong keterlibatan dan peran serta masyarakat sehingga komunikasi dengan masyarakat belum berjalan dengan dua arah. Terhambatnya komunikasi antara puskesmas dan masyarakat menyebabkan kinerja puskesmas belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Untuk itulah peran kesehatan masyarakat dbutuhkan terutama dimana nantinya diharapkan dapat memberikan pelayanan esensial kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit. Upaya kegiatan mengikuti promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Puskesmas XX merupakan salah satu pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan di Kecamatan XX. Dengan adanya Pengalaman Belajar Lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa FKM diharapkan mampu mengembangkan program pelayanan kesehatan puskesmas, sehingga pelayanan kesehatan di puskesmas dapat lebih terintegrasi sesuai tujuan kesehatan nasional.
Kelompok X melaksanakan PBL di puskesmas XX dengan program wajib Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.

1.2  SWOT
1.      Untuk mengetahui program upaya kesehatan Puskesmas XX
2.      Mendukung prasarana kegiatan program puskesmas meliputi program prioritas dan program pengembangan.

1.3  Manfaat Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas
1.      Mampu mengenal sistem pelayanan puskesmas sesuai dengan visi, misi, dan fungsi puskesmas
2.      Mampu mengaplikasikan bidang keilmuan yang diperoleh sesuai dengan situasi nyata di Puskesmas XX























BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS
2.1  Sejarah Singkat Puskesmas 

 
2.2  Lokasi Puskesmas

 
2.3  Wilayah Kerja Puskesmas

 
2.4  Keadaan Demografi

 
BAB III

SITUASI UPAYA KESEHATAN



3.1  Definisi Puskesmas
Menurut Depkes 1991, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004).

3.2   Visi dan Misi Puskesmas
3.2.1        Visi Puskesmas :
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2015. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
3.2.2        Misi Puskesmas :
1.       Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2.       Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3.       Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.
4.       Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

3.3  Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.



3.4  Fungsi Puskesmas
1.      Pusat pembangunan berwawasan kesehatan.
2.      Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu :
-          Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
-          Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
-          Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
3.      Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
4.      Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :
-          Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
-            Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
-            Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
5.      Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :
-          Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
-          Pelayanan kesehatan perorangan(private goods)

3.5  Program Pokok Puskesmas
Puskesmas XX  melaksanakan 6 program wajib yaitu :
1.      Promosi Kesehatan
2.      Upaya Kesehatan Lingkungan
3.      Upaya Perbaikan Gizi
4.      Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5.      Upaya Pemberantasan Penyakit Menular
6.      Upaya Pengobatan
Ditambah dengan Program Pengembangan, yaitu :
1.      Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
2.      Upaya Pemberantasan Penyakit tidak menular
3.      Upaya kesehatan Usia Lanjut (USILA)
4.      Upaya Laboratorium Sederhana

3.6  Kedudukan Puskesmas
1.      Kedudukan secara administratif  : puskesmas bertanggung jawab secara teknis maupun administratif kepada Dinkes Dati II
2.      Kedudukan dalam Hirarki pelayanan kesehatan adalah membantu Dinkes Dati II

3.7  Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan keadaan geografis luas wilayah, sarana yang berhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, semua penduduk mudah mengakses pelayanan kesehatan. Agar jangkauan lebih merata diadakan puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan di desa dengan pelayanan yang ada termasuk puskesmas keliling. Selain itu ada pula pergerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu yang dapat menunjang pelayanan kesehatan.

3.8  Data Penyakit
10 penyakit terbesar di Puskesmas XX :
No.
Jenis Penyakit
Jumlah
1.
ISPA
443
2.
Diare
221
3.
Gastritis
457
4.
Infeksi Kulit
58
5.
Alergi Kulit
46
6.
Hipertensi
467
7.
ISPB
390
8.
Reumatik
471
8.
Karies gigi
238
10.
Roda paksa dll
27


















BAB IV
KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

CAKUPAN KEGIATAN PENILAIAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS XX TAHUN 2013
NO
JENIS KEGIATAN
SATUAN
TARGET
SASARAN
(T)
PENCAPAIAN
(H)
CAKUPAN
VARIABEL
(V)
A
Kesehatan Ibu
1.      Pelayanan Kesehatan bagi Bumil sesuai standard,untuk kunungan lengkap
2.      Drop out K4—K1
3.      Pelayanan pesalinan oleh tenaga kesehatan termasuk persalinan pendampingan dukun oleh tenaga kesehatan sesuai stan dard
4.      Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonates) sesuai standar (KN3)
5.      Pelayanan  dan atau rujukan ibu hamil risiko tinggi/komplikasi

Ibu hamil


Ibu Hamil
Ibu Bersalin



Ibu/Bayi

Ibu Hamil

643


129
614



614

13

514


88
517



452

13

79,9%


68%
84,2%



73,6%

100%
B
Kesehatan Bayi
1.      Penanganan  dan atau rujukan neonates resiko tinggi
2.      Cakupan BBLR ditangani

Bayi

Bayi

33

5

33

5

100%

100%
C
Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
1.      Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra sekolah


Balita


880


880


100%
D
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1.      Penyuluhan anak usia sekolah dasar oleh nakes atau tenaga terlatih/guru UKS/dokter kecil
2.      Cakupan Pelayanan kesehatan reproduksi remaja


Sekolah


Anak


-


-


-


-


-


-
E
Pelayanan Keluarga Berencana
1.      Akseptor KB aktif di puskesmas
2.      Akseptor aktif MKET di Puskesmas
3.      Akseptor MKET dengan komplikasi
4.      Akseptor MKET mengalami kegagalan

PUS
Orang

Orang

Orang

9085
1157

100

1

1596
999

20

1

35,1%
86,4%

20%

100%


Pembahasan
Untuk memperhitungkan cakupan maka angka target (T) merupakan pembagi (denominator) terhadap pencapaian hasil kegiatan (H) dalam proses pengolahan data. Secara sedehana dapat disimpulkan :  

Penilaian Kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas, yaitu :

Text Box: Cakupan  =  Pencapaian/target
Cakupan Pelayanan
  1. Kelompok I : Tingkat pencapaian hasil  ≥ 91%
  2. Kelompok II : Tingkat pencapaian hasil = 81- 90%
  3. Kelompok III : Tingkat pencapaian hasil  ≤ 80%
Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas di wilayahnya, maka kinerja puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok puskesmas.
  1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
  2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
  3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata cakupan dari masing-masing variable yaitu :

             79,9% + 68%+ 84,2% +  73,6% +100% +100% +100% +100% +35,1% +86,4%+20%+100%
14
= 955,3/14
= 68,2%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa  rata-rata cakupan  kinerja PUSKESMAS  XX adalah  68,2% sehingga Puskesmas tersebut termasuk dalam kategori kelompok III yaitu kinerja puskesmas yang masih kurang.
Gambaran Program KIA di PuskesmasXX
  1. Tenaga Kesehatan
Ø  Jumlah dokter umum ada 6 orang
Ø  Jumlah dokter gigi ada 1 orang
Ø  Jumlah bidan ada 36 orang, 2 orang telah terlatih dalam pelayanan KB, 7 orang bidan yang ada di ruangan KIA, bidan yang berada di Pustu sebanyak 27 orang
Ø  Jumlah perawat di poli umum puskesmas ada 18 orang
  1. Fasilitas Kesehatan.
Ø  Dana untuk program KIA sudah cukup
Ø  Ketersediaan ambulans  ada 1 unit
Ø  Ketersediaan obat dan alat KB cukup
Ø  tersedia peralatan seperti tensimeter, incubator,bed ginekologi, lampu sorot, timbangan bayi, box bayi, partus set, dll
Ø  Jenis KB : IUD, MOW, MOP, Implant, Suntikan, Pil, Kondom
  1. Kegiatan
Ø  Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
Ø   Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Ø   Pemantauan tumbuh kembang balita
Ø   Imunisasi Tetanus Toxoid
Ø   Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
Ø   Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan
Ø  Posyandu
Ø  Pemeriksanan Ibu hamil, bayi dan balita ke setiap wilayah kerja
Ø  Pemberian KB gratis
Analisis SWOT Program KIA di PuskesmasXX
1.      Kekuatan
Ø  Jumlah tenaga kesehatan seperti bidan sudah memadai
Ø  Fasilitas kesehatan di bidang KIA sudah cukup
Ø  Kegiatan Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja puskesmas
Ø  Koordinasi antar bidan baik
Ø  Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik
2.      Kelemahan
Ø  Kurang promosi kesehatan mengenai program KIA di Puskesmas
Ø  Pencacatan laporan KIA dan KB belum lengkap
Ø  Upaya Kesehatan Anak Usia  Sekolah dan Remaja belum menjadi salah satu program utama KIA
3.      Peluang
Ø  Jumlah petugas KIA dan KB yang cukup
Ø  Lokasi Puskesmas strategis
4.      Hambatan
Ø  Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata pertama masih kurang.


BAB V
HASIL

5.1  HASIL LAPORAN PUSKESMAS PROGRAM KIA

Grafik 1. Pemeriksaan pertama (K1) pada ibu hamil tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui  Kunjungan Pertama pada ibu hamil yang paling tinggi tahun 2010 tepatnya bulan Mei. Dan kunjungan pertama  yang paling rendah di ketahui pada Maret 2012.
Grafik 2. Pemeriksaan terakhir (K4) pada ibu hamil tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui kunjungan ke empat pada ibu hamil paling tinggi jumlahnya pada April 2010, dan pada Maret 2012 diketahui  sebagai kunjungan ke-4 terrendah dalam kurun waktu 3 tahun.
Grafik 3. Persalinan Oleh Nakes tahun 2010-2012
Berdasarkan grafik di atas, diketahui persalinan oleh tenaga kesehatan yang paling tinggi jumlahnya pada Mei 2010 dan persalinan paling rendah jumlahnya pada Februari 2011.
Grafik 4.jumlah bayi yang diperiksa tahun 2010-2012
Pada grafik di atas diketahui  jumlah bayi yang diperiksa terbanyak pada Mei 2010 dan jumlah bayi yang paling sedikit diperiksa pada bulan Juli 2012.
Grafik 5. Pemeriksaan Tumbuh Kembang Balita
Berdasarkan grafik di atas, diketahui   balita yang diperiksa tumbuh kembangnya  paling  tinggi jumlahnya pada tahun 2011 dan jumlah bayi yang diperiksa tumbuh kembangnya paling sedikit pada Oktober 2010.
Grafik 6. Pemakaian Akseptor Baru dan Akseptor Aktif Alat Kontrasepsi
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan di wilayah kerja Puskesmas Bahorok adalah alat suntik dan terbanyak pengguna KB dengan metode suntik  pada tahun 2010.  Di lihat dari kurun waktu 2010 sampai 2012 pemakaian kontrasepsi secara keseluruhan menurun dari  2 tahun sebelumnya.



















BAB VI
PENUTUP


6.1          Kesimpulan
1.      Rata-rata cakupan  kinerja puskesmas XX adalah  68,2% sehingga Puskesmas tersebut termasuk dalam kategori kelompok III yaitu kinerja puskesmas di bidang KIA  masih kurang.
2.      Tahun 2012 mayoritas program kegiatan KIA dan KB di Puskesmas xx cakupannya mengalami penurunan dari 2 tahun sebelumnya.
  1. Kunjungan Pertama pada ibu hamil yang paling tinggi pada Mei 2010 sedangkan  kunjungan pertama  yang paling rendah di ketahui pada Maret 2012.
  2.  Kunjungan ke empat pada ibu hamil paling tinggi jumlahnya pada April 2010, dan pada Maret 2012 diketahui  sebagai kunjungan ke-4 terrendah.
  3. Persalinan oleh tenaga kesehatan yang paling tinggi jumlahnya pada Mei 2010 dan persalinan paling rendah jumlahnya pada Februari 2011.
  4. Jumlah bayi yang diperiksa terbanyak pada Mei 2010 dan jumlah bayi yang paling sedikit diperiksa pada bulan Juli 2012.
  5. Balita yang diperiksa tumbuh kembangnya  paling  tinggi jumlahnya tahun 2011 dan jumlah bayi yang diperiksa tumbuh kembangnya paling sedikit pada Oktober 2010.
  6. Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan di wilayah kerja Puskesmas XX adalah dengan metode suntik( terbanyak pengguna KB dengan metode suntik  pada tahun 2010).  Di lihat dari kurun waktu 2010 sampai 2012 pemakaian kontrasepsi secara keseluruhan menurun dari  2 tahun sebelumnya.
6.2  Saran
  1. Promosi kesehatan Puskesmas sebagai sarana kesehatan pratama lebih digalakkan lagi.
  2. Pencatatan dan pelaporan semua program kegiatan lebih dilengkapi lagi.
  3. Cakupan setiap program KIA dan KB lebih diperhatikan setiap tahunnya.
  4. Upaya kesehatan anak dan remaja sebaiknya juga dijadikan sebagai program kegiatan utama KIA di Puskesmas XX.







































DAFTAR PUSTAKA
 http://arieswidiyoko.wordpress.com/2012/09/22/belajar-simpus/

























DOKUMENTASI KEGIATAN KIA PUSKESMAS BAHOROK



Cari Blog Ini
Top of Form

Bottom of Form
Top of Form

Bottom of Form
Arsip Blog
Mengenai Saya





Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.