askep keluarga dengan bronkitis
A. Pengkajian Keluarga
I. Data
Umum :
1. Nama Kepala
Keluarga : Bapak
“K” (Umur : 66 tahun).
2. Alamat dan
Telepon :
Gunung Anyar Lor, RT 01, RW 01 Kel. Gunung Anyar.
3. Pekerjaan Kepala
Keluarga : Tukang
batu dan kayu.
4. Pendidikan Kepala
Keluarga : SD tidak
tamat.
5. Komposisi
Keluarga :
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Hubungan dengan KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ibu “Z”
Anak “A”
Anak “AS”
Anak “H”
Anak “I”
|
P
L
L
L
P
|
Isteri
Anak
Anak
Anak
Anak
|
40 th
18 th
17 th
11 th
8 th
|
SD
STM
SMU
SD
SD
|
Genogram :
|
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
Laki-laki
: Meninggal
Perempuan
6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri
dari bpk “K”, Ibu dan keempat anak kandung.
7. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Pak
“K” berasal dari Blitar dan Ibu “Z” asli Rungkut Surabaya.
8. Agama.
Seisi keluarga menganut
agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status kesehatan.
9. Status Sosial Ekonomi
Keluarga.
Penghasilan keluarga
perbulan > Rp. 500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Pak K jika
kondisinya sehat, usaha Bu Kamsir membuat krupuk dan 4 buah kamar dikostkan.
Pak K dan Ibu mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya makan,
minum, berobat dan beli pakaian serta biaya sekolah anak.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
· Anak-anak
kadang memancing, bermain dan berkunjung ke rumah teman, mendengar radio dan
menonton TV bersama Pak K dan Ibu.
· Sesekali
keluarga mengunjungi sanak famili Pak Ka di Blitar atau bersendagurau dengan
penghuni kost.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan
keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia remaja.
2. Tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi. Anak I berusia 18 tahun dan sedang sekolah. Bapak dan Ibu K
mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing
anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3. Riwayat keluarga inti
:
Bapak dan Ibu K mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan tertentu. Hanya pada usia mudanya pak K pernah menderita penyakit
batu ginjal yang sedianya akan dioperasi dokter, tetapi akhirnya hancur sendiri
tanpa operasi. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah menderita penyakit
berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat ini pak K sedang
menderita penyakit “BRONCHITIS KRONIS” berdasarkan diagnosa dokter
puskesmas Gunung Anyar sejak lebih dari 2 tahun lalu.
4. Riwayat keluarga
sebelumnya :
Pak K mempunyai saudara 5 orang dan Pak K anak bungsu (ke
enam). Ke empat saudaranya masih hidup kecuali anak ke lima sudah meninggal
dengan riwayat sakit yang tidak diketahui persis. Ibu Z mempunyai saudara 4
orang dan Ibu Z sebagai anak bungsu (ke lima). Anak sulung sudah meninggal
dengan riwayat sakit yang juga tidak diketahui persis.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 48 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 4 m.
terdiri dari 2 kamar tidur, satu kamar mushola, satu WC, satu kamar mandi, tanpa
gudang, satu buah dapur dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela
rumah terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang
tengah menghadap ke utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur masing-masing
satu buah. Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat
kurang. Barang-barang diletakkan dilorong/ruang tengah dan di ruang belakang
depan dapur dan mushola. Tidak mempunyai septic tank. WC permanent dibuat
saluran pembuangan langsung ke kali kecil di belakang rumah. Sumber air minum
dari PAM yang dibeli secara ecertan (tidak berupa pipa permanent). Sumber air
bersih untuk mencuci digunakan sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar
sehingga banyak asap dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel
dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki
sehingga kesanya banyak debu/tanah.
Denah Rumah :
D
|
RT
|
||||||
KK
|
KK
|
KK
|
KK
|
M
|
KT II
|
KT I
|
|
Keterangan :
RT = Ruang Tamu
KT = Kamar Tidur
M = Mushola
D = Dapur
KK = Kamar Kost.
2. Karakteristik tetangga
dan komunitas RW :
Keluarga pak K bertetangga dengan satu keluarga Polisi dan
lainnya wiraswasta. Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat
beribadah kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan
dengan tetangga dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung mengunjung
dilakukan bila hari raya Agama.
3. Mobilitas geografis
keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal.
Bapak dan Ibu K kebanyakan berada di rumah selama Pak K masih sakit. Ibu K
setiap dua hari sekali pergi kewarung-warung di dekat rumah untuk menitip
kerupuk. Anak-anak aktif ke sekolah pada siang hari.
4. Perkumpulan keluaraga
dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Pak K aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak
dan Ibu. Sedangkan anak-anak aktif kegiatan mengaji dan remaja masjid dan
sebagai anggota pondok pesantren.
5. Sistem pendukung
keluarga :
Ibu K dan keempat anaknya sehat-sehat saja. Selama ini yang
aktif merawat Pak K hanya ibu sendiri. Pak K dan ibu mengatakan tidak punya
tabungan khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah dengan
fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas ± 500 m. Adanya kegiatan jimpitan
kelompok yang bisa dipakai untuk biaya kesehatan. Selain itu Pak K mengatakan
untuk biaya pengobatannya kadang-kadang dibantu oleh saudara-saudara ibu K
termasuk memberikan dorongan agar mencari pengobatan secara teratur. Saat ini
Pak K lebih memilih pada Tabib secara alternatif.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Keluarga :
Pak K dan Ibu mengatakan komunikasi keluarga dilakukan
secara terbuka. Menurut Pak K, kadang-kadang menegur dengan keras kepada
anak-anaknya yang melalaikan tugas-tugas sekolah atau terlambat pulang makan
kalau bertandang ke rumah teman.
2. Struktur Peran
Keluarga :
Pak K mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh
karena itu tidak mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di
masyarakat. Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga
pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak citra
keluarga.
3. Struktur Peran (formal
dan informal) :
Pak K hanya sebagai anggota Takmir Masjid sedangkan ibu Z
sebagai anggota organisasi Fatayat.
4. Nilai dan Norma
Keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan
karena faktor magis dan lainnya. Menurut pak K hal magis memang ada tetapi
tidak terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah
menyusahkan orang lain.
Menurut pak K selama ini banyak orang beranggapan bahwa
magis merupakan keadaan yang menakutkan sehingga kalau sakit lebih suka ke
dukun terutama penyakit yang tak kunjung sembuh. Padahal menurut pak K kita
harus teguh pada keyakinan agama. Oleh karena itu keluarganya sering berobat ke
sarana kesehatan bila sakit. Namun sakitnya pak K karena harus berobat rutin ke
dokter dimana harga obat semakin mahal sehingga akhir-akhir ini lebih cenderung
berobat ke Tabib dengan menggunakan pengobatan alternatif. Di samping itu
menurut pak K dan ibu sebagaimana pandangan umum masyarakat disekitarnya bahwa
obat yang diperoleh dari puskesmas sangat terbatas/sederhana sehingga sakit
seperti pak K dianggap sulit sembuh walaupun awalnya sempat berobat beberapa
kali ke puskesmas terdekat. Terhadap kebiasaan pak K yang kadang-kadang masih
merokok, ibu K mengatakan saya serahkan pada keadaan bapak sendiri yang
merasakannya. Kalau sering ditegur malah marah-marah. Menurut pak K sendiri
mengatakan merokok hanya sesekali saja bukan setiap saat, itu pun tergantung
pada kondisinya. Kadang-kadang berobat ke dokter praktek dengan
berpindah-pindah.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Menurut Pak K dan ibu serta kedua anak yang sudah remaja,
mereka memandang dirinya masing-masing layaknya manusia normal lainnya. Kecuali
pak K mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya
masih kecil. Ibu K mengatakan keluarganya saling menghormati satu sama lain dan
tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
2. Fungsi Sosial :
Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak
lingkungan agamis muslim yang taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas
keagamaan.
3. Fungsi Perawatan
Kesehatan :
Secara Umum keluarga masih belum mampu mengenal
karakteristik penyakit Bronkitis Kronisyang diderita pak K, dalam
mengambil keputusan tindakan kesehatan masih lemah, kemampuan memberikan
perawatan pada pak K masih kurang, kemampuan menciptakan lingkungan yang
meningkatkan status kesehatan masih kurang, demikian juga dengan pemanfaatan
sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi tidak konsisten.
4. Fungsi Reproduksi :
Pak K mempunyai 4 orang anak dan mengatakan tidak ingin
punya anak lagi. Ibu Z berumur 40 tahun dan mengatakan belum berhenti haid
tetapi pasangan ini tidak mengikuti program KB. Menurut ibu Z, selain karena
takut juga pada pak K sudah tua dan sakit-sakitan sehingga hampir tidak pernah
melakukan hubungan suami istri. Menurut pak K dan ibu, keduanya bisa menerima
keadaan seperti ini selain karena anak-anaknya semakin besar juga harus bisa
menerima kenyataan hidup.
5. Fungsi Ekonomi :
Pak K mengatakan kondisi akan keluarga saat ini menurun
draktis sejak kondisinya sakit-sakitan. Oleh karena itu pemanfaatan keuangan
seefisien mungkin.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek
dan panjang :
Menurut Pak K, sejak ± 6 bulan terakhir ini sering
memikirkan keadaannya yang semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya
semua masih sekolah, belum ada yang bekerja. Tetapi Pak K dan ibu mengatakan
tidak terlalu cemas karena semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
2. Kemampuan Keluarga
Berespon Terhadap Stresor :
Selain kepasrahannya, pak K berharap anaknya Z cepat
mendapat pekerjaan setamat STM nanti.
3. Strategi Koping Yang
Digunakan :
Pak K bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan
problem keluarga dengan kadang-kadang melibatkan anaknya Z sebagai anak sulung.
Selain itu pak K dan ibu mengatakan disamping berusaha juga berpasrah pada
kehendak Yang Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat mendesak, keluarga ibu K
selalu dimintai bantuan.
4. Strategi Adaptasi
Disfungsional :
Menurut Bapak dan ibu K, anak sulung Z mulai belajar
merokok. Tetapi menurut Z sendiri, hal itu dilakukannya hanya sebatas
penampilan sebagai anak muda untuk melepas ketegangan. Selama ini tidak pernah membeli
rokok dari uang pemberian orang tua kecuali diberi teman-temannya.
VII. Pemeriksaan Fisik.
· Pak K
: T : 120/80, N : 72x/m, S : 365c. Retraksi +, suara parau, agak kurus,
mengeluh sesak napas, siamosis -, sering batuk berlendir.
· Ibu Z
: T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.
VIII. Harapan Keluarga.
Pak
K dan ibu berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung sehingga
keluarganya bisa memahami norma-norma kesehatan. Selain itu pengobatan di
puskesmas kalau bisa lebih lengkap lagi terutama untuk penyakit-penyakit
kronis.
Ø Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa
Keperawatan
Data Subyektif :
· Pak K
mengatakan sedang menderita penyakit Bronchitis Kronis sejak lebih
dari 2 tahun lalu berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung Anyar. Sakitnya
sering kumat-kumatan dengan gejala : Batuk-batuk berlendir terutama malam hari
atau terkena udara dingin, sesak napas, suara parau, kadang-kadang disertai
panas badan, badan lemah dan pusing.
· Akhir-akhir
ini sering menggunakan pengobatan alternatif ke Tabib karena berobat ke dokter
semakin mahal sementara pengobatana di puskesmas tidak cukup obatnya.
· Sering
berpindah-pindah dokter.
· Pak K
mengatakan masih merokok sesekali.
Data Obyektif :
· Ventilasi
rumah kurang akurat.
· Kebiasaan
keluarga memasak menggunakan kayu bakar sehingga banyak asap dalam rumah.
· Lantai
rumah hanya disapu, jarang dipel, kebiasaan keluarga ke luar masuk rumah tanpa
melepas alas kaki sehingga banyak debu/tanah bertebaran.
· Pak K
nampak kurus disertai retraksi + saat bernapas.
Ø Perumusan Masalah.
Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Bronchitis
Kronis yang
Ketidakmampuan mengenal karakteristik
penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
Diagnosa Keperawatan 1
Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Bronchitis
Kronis yang diderita Pak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
Data Subyektif :
· Ibu K
mengatakan belum berhenti haid.
· Tidak
menjadi apsetor KB selain karena takut juga ibu K mengatakan hampir tidak
pernah melakukan hubungan suami istri dengan pak K suaminya selain karena pak K
sudah tua juga sakit-sakitan. Meskipun demikian pak K maupun ibu mengatakan
dapat menerima keadaan tersebut tanpa melakukan hubungan suami istri.
· Keduanya
mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi.
Data Obyektif :
· Mempunyai
4 orang anak dengan usia anak pertama 18 tahun, laki-laki, dan yang bungsu 8
tahun, perempuan.
· Ibu K
nampak sehat dan segar.
Ø Perumusan Masalah
Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran
pencernaan bagi keluarga.
Etiologi :
Ketidakmampuan keluarga
mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah sehat.
Diagnosa Keperawatan 2
Resiko tinggi terjadinya
penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah sehat.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam
rencana perawatan keluarga pak K terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sebagai berikut :
1. Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang
diderita Pak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah adalah keadaan kurang/tidak sehat dan memerlukan
tindakan segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan
masalah dapat dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi untuk mence-gah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan
dapat dilakukan pak Kamsir dan keluarga dengan memperbaiki perilaku hidup
sehat.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
½ x 1
|
1/2
|
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi tidak didukung
dengan pemahaman yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit.
|
Total Skor
|
4 1/2
|
2. Resiko tinggi terjadinya penularan
penyakit saluran pencernaan bagi keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah sehat.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani
segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Untuk membuat septi tank permanent tidak terlalu
membutuhkan bia-ya mahal lagipula keluar-ga dapat menabung sedi-kit demi
sedikit apalagi pak Kamsir sendiri se-orang tukang batu.
|
3.
|
Potensi untuk mence-gah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Resiko terjadinya penula-ran penyakit saluran pen-cernaan
dapat dicegah bagi keluarga.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
0/2 x 1
|
0
|
|
Total Skor
|
4 1/6
|
PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
No
|
Diagnosa Kp. Keluarga
|
Tujuan Khusus
|
Tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Resti bertambah memburuknya penyakitBronchitis
Kronis yang diderita pak Kamsir b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakitBronchitis Kronis dan perawatannya.
|
1. Keluarga mengenal karakteristik
penyakitBronchitis Kronis.
|
5-6-01
|
· Menggali pengetahuan
keluarga tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis.
· Menggali pengetahuan
keluarga tentang cara-cara perawatan di rumah.
· Mendiskusikan bersama
tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya
yang meliputi :
- Pengertian Bronchitis
Kronis.
- Penyebab.
- Cara memberikan
perawatan di rumah.
· Menanyakan kembali
materi diskusi tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan
perawatannya.
|
· Keluarga hanya mengenalnya sebagai
jenis penyakit saluran pernapasan.
· Keluarga hanya bisa mengandalkan obat
dokter atau pengobatan alternatif dari Tabib.
· Keluarga mengerti.
· Keluarga (pak Kamsir) mampu menjawab
dengan baik.
|
2. Keluarga membuat keputusan yang
tepat tentang upaya pengobatan pak Kamsir ke Sarana kesehatan dan sanggup
memberikan perawatan yang baik dan benar serta pak Kamsir mengatakan bersedia
berhenti merokok.
|
Membantu menyokong keluarga membuat keputusan yang tepat
tentang upaya pengobatan ke sarana kesehatan dan kemampuan memberikan
perawatan di rumah serta pak Kamsir sendiri mampu membuat keputusan untuk
berhenti merokok.
|
Keluarga mampu membuat keputusan dan pak Kamsir menyatakan
bersedia berhenti merokok.
|
|||
3. Keluarga
sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu oleh perawat.
|
7-6-01
|
· Meyakinkan
keluarga akan manfaat lantai bersih dan terhindar dari debu/tanah.
· Meyakinkan
pak Kamsir akan bahaya merokok terhadap penyakit yang diderita.
· Meyakinkan
keluarga akan bahaya dapur terutama bagi pak Kamsir.
|
- Pak
Kamsir sudah dirawat/opname di RSUD Dr. Soetomo dengan Diagnose : Gagal
jantung kanan. Saat dirawat pak Kamsir sedang terpasang O2 dan Infus
Nacl 0,9%. (di Ruang Cardiologi).
|
RENCANA PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
TANGGAL 01 JUNI 2001
No
|
Diagnosis Kep. Keluarga
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standart
|
|||
Resiko tinggi bertam-bah memburuknya pen-yakitBronchitis
Kronis yang diderita pak Kamsir berhubungan dengan ketidakmam-puan
keluarga menge-nal karakteristik penya-kit dan perawatannya.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keadaan penyakit
pak Kamsir berangsur membaik.
|
1. Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik
pen-yakit Bronchitis Kronis.
|
Verbal
|
a. Pengertian Bronchitis
Kronis.
b. Penyebab :
· Merokok
· Serangan Bronchitis
Kronisberulang.
· Radang hidung.
· Penyakit saluran
Pernapasan lain disertai penumpukan dahak.
· Menjawab pertanyaan
dengan baik dan benar.
|
1. Galih pengetahuan keluarga
tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
2. Diskusikan bersama tentang
karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
3. Berikan bimbingan dengan
ilustrasi menggunakan gambar, brosur dan sebagainya.
4. Dengarkan dengan seksama
sanggahan yang diajukan keluarga.
5. Tanggapi pertanyaan dengan
sabar.
6. Bimbing keluarga untuk
mengulangi penjelasan yang sudah diberikan.
7. Berikan pujian bila keluarga
mampu menjawab dengan baik dan benar.
|
|
2. Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang
upaya pe-ngobatan pak Kam-sir ke sarana kese-hatan dan bersedia memberikan
pera-watan yang baik dan benar dan pak Kamsir menyata-kan bersedia ber-henti
merokok.
|
Verbal
|
Keputusan yang dibuat keluarga dan pak Kamsir sendiri
|
1. Diskusikan
alternatif untuk mengatasi masalah yaitu :
- Pentingnya berobat teraur ke
sarana kesehatan.
- Modifikasi lingkungan agar pak
Kamsir terhindar dari asap dapur.
- Resiko jika pak Kamsir tetap
merokok.
- Pentingnya kerjasama dengan
petugas kesehatan.
- Manfaat lantai rumah bersih dan
terhindar dari debu/tanah.
2. Beri dorongan kepada keluarga
dan pak Kamsir untuk membuat keputusan.
3. Beri pujian terhadap keputusan
yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru.
|
|||
3. Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi
sewaktu-waktu.
|
Perilaku
|
- Lantai rumah dipel bersih.
- Pak Kamsir telah berhenti merokok.
- Terhindar dari asap dapur.
|
1. Jelaskan manfaat evaluasi
sewaktu-waktu.
2. Jelaskan bahwa diskusi akan
dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah
dibuat keluarga.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar